A. Fungsi Pendidikan Terhadap Perubahan
Pendidikan
berfungsi untuk menyampaikan, meneruskan atau men-transmisi kebudayaan, di
antaranya nilai-nilai nenek moyang kepada generasi muda. Dalam fungsi ini
sekolah itu konservatif dan berusaha mempertahankan status quo demi
kestabilan politik, kesatuan dan persatuan bangsa. Di samping itu sekolah juga
turut mendidik generasi muda agar hidup dan menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan yang cepat akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dalam hal ini sekolah merupakan “Agent of Change” lembaga pengubah.
Sekolah mempunyai fungsi transformatif, setidak-tidaknya sekolah harus
dapat mengikuti laju perkembangan agar bangsa jangan ketinggalan dalam
kemampuan dan pengetahuan dibanding dengan bangsa-bangsa lain. Untuk itu,
kurikulum harus senantiasa mengalami pembaruan dan perubahan.
Peruvahan
dari negara agraria menjadi negara industri modern memerlukan orientasi baru bagi sekolah
kejuruan yang menyediakan tenaga kerja yang sesuai dan juga sekolah-sekolah
lain.
Tiap
perubahan dapat mempunyai efek sampinf yang negatif dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi itu sebagai polusi, kemiskinan, kejahatan,
kemerosotan moral, konflik-konflik sosial, erosi adat istiadat , kebebasan
pergaulan dan antar seks, dan sebagainya.
Dalam
kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan sekolah me-megang peranan penting
sebagai “Agent of Change” untuk membawa perubahan-peruvahan sosial, akan tetapi
dalam norma-norma sosial, seperti keluarga, agama, filsafat bangsa, sekolah
cenderung untuk mempertahankan yang lama dan dengan demikian mencegah
terjadinya perubahan yang dapat mengancam keutuhan bangsa.
B. Hubungan Pendidikan dengan Perubahan
Kecepatan
perubahan sosial dalam berbagai masyarakat berbeda-beda. Perubahan dalam
masyarakat terpencil berjalan lambat, akan tetapi bila dengan terbukanya
komunikasi dan transpormasi daerah itu berkenalan dengan dunia modern, maka
masyarakat ini akan berkembang dengan lebih cepat.
Ada
aspek-aspek kebudayaan seperti adat istiadat yang disampai-kan turun temurun
dalam bentuk aslinya, akan tetapi banyak pula adat kebiasaan yang mengalami
perubahan, terutama dalam masyarakat modern. Di samping itu terdapat
perbedaan kecepatan perubahan dalam
berbagai aspek kehidupan masyarakat. Perubahan mengenai benda-benda material
seperti alat-alat, pakaian hasil industri misalnya mobil, radio, TV dan
sebagainya sangat cepat orang senantiasa mencari barang yang paling modern dan
paling baru. Barang-barang yang “Uit de Mode” yang ke-tinggalan zaman segera
ditukar dengan yang baru. Sebaliknya terdapat hambatan dan tantangan yang keras
terhadap perubahan dalam agama, adat-istiadat, nilai-nilai, norma-norma, bentuk
pemerintahan, filsafat hidup dan sebagainya.
Usaha
untuk mencegah perubahan tidak selalu mudah karena sering ada hubungan antara
perubahan materil dengan perubahan kultural. Dibukanya jalan raya ke daerah
terpencil, terbukanya desa bagi surat kabat, radio, TV dan film membawa
perubahan dalam berbagai aspek kebudayaan. Pola hubungan antara manusia seperti
pergaulan antar anak dengan orang tua, hubungan antar seks dan sebagainya
sering mengalami perubahan yang sukar dielakkan. Demikian pula pendidikan
berfungsi di dalam dan terhadap sistem sosial tempat sekolah itu berada.
Ada
pun pendidik yang menaruh kepercayaan yang besar sekali akan kekuasaan
pendidikan dalam membentuk masyarakat baru, karena itu setiap anak diharapkan
memasuki sekolah dan dapat diberikan ide-ide baru tentang masyarakat yang lebih
indah dari pada yang sudah-sudah. Sekolah dapat merekomendasi atau mengubah dan
membentuk kembali masyarakat baru. Apakah harapan itu akan terpenuhi dapat
dipertanyakan. Pihak yang berkauasa di suatu negara pada umumnya menggunakan
sekolah untuk mempertahankan dasar-dasar masyarakat yang ada. Perubahan yang
asasi tak akan terjadi tanpa persetujuan pihak yang berkuasa dan masyarakat.
Tadak
dapat diharapkan, bahwa guru-gurulah akan mengambil inisiatif untuk mengadakan
reformasi, oleh sebab itu guru sendiri
diangkat oleh pihak yang berkuasa dan telah menerima norma-norma yang
di-persyaratkan oleh atasannya. Perubahan yang dapat diadakan hanya
kecilan-kecilan saja di bawah pimpinan yang berwenang. Sekolah tak dapat
melepaskan diri dari masyarakat tempat ia berada, dan kontrol pihak yang
berkuasa. Sekolah hanya mengikuti perkembangan masyarakat baru lepas dari
proses perubahan sosial yang berlangsung dalam masyarakat itu.
Sistem pendidikan adalah alat yang ampuh mengintrodusir
generasi muda agar menciptakan suatu masyarakat menurut keinginan mereka yang
mengontrolnya. Perubahan kekuasaan dalam suatu negara misalnya oleh golongan
yang menganut ideologi lain akan memanfaatkan sekolah sebagai alat untuk
membangun masyarakat baru menurut ideologi mereka. Untuk itu mereka selanjutnya
harus cukup lama memegang kekuasaan untuk mengindoktrinasi rakyat seluruhnya
secara tuntas.
Dalam
dunia yang dimana tak dapat tidak setiap masyarakat akan mengalami perubahan,
tidak turut berubah dan mengikuti pertukaran zaman akan membahayakan eksistensi
masyarakat itu. Tiap pemerintahan akan mengadakan perubahan yang diinginkan
demi kesejahteraan rakyatnya dan keselamatan bangsa dan negaranya. Dalam pada
itu diusahakan adanya keseimbangan antara dinamika dengan stabilitas
perubahan-perubahan itu antara lain tercermin dalam perubahan dan pembaruan
kurikulum dan sistem pendidikan. Peralihan dari zaman kolonial ke zaman
kemerdekaan memerlukan berbagai
perubahan kurikulum sampai sesuai dengan falsafah bangsa kita.
C. Kontrol Eksternal dalam Pendidikan
Tak
ada lembaga pendidikan yang bebas dari kontrol eksternal, baik sekolah yang
didiriokan oleh pemerintah maupun swasta.
1. Sumber Kontrol
Kontrol
langsung di sekolah bersumber pada kepala sekolah dan guru. Merekalah yang
menentukan kelakuan yang bagaimana yang diharapkan dari murid-murid. Bila
anak-anak melakukan pelanggaran guru
dapat menggunakan otoritas untuk menindak murid itu. Dalam hal guru
menhadapi situasi yang tidak jelas dituangkan dalam bentuk peraturan, ia harus
berunding dengan kepala sekolah. Kepala sekolah dapat mentransferkan
kekuasaannya kepada bawahannya. Di sekolah kepala sekolah mempunyai kekuasaan
yang lebih besar dari pada guru akan tetapi ia juga mempunyai tanggung jawab
yang lebihbesaratas segala sesuatu yang terjadi di sekolah.
2. Tujuan Kontrol
Tujuan kontrol bermacam-macam,
pada satu pihak diinginkan perubahan, pembangunan perluasan mobilitas sosial.
Di lain pihak ada usaha untuk mkempertahankan status guru dan melestarikan
norma-norma budaya yang ada. Ada kemungkinan golongan tertentu, sering golongan
atas yang menginginkan perbaikan pendidikan tinggi, sedangkan golongan rendah
menginginkan perluasan pendidikan kejuruan bagi anaknya agar cepat mencari
nafkahnya sendiri. Ada pula kemungkinan golongan agama akan berusaha memasukkan
atau memperluas pendidikan agama.
Mereka yang merasa prihatin atas
kemerosotan moral generasi muda karena pengaruh narkoba, film seks dan kriminal
menginginkan diperkuatnya pendidikan moral atau pendidikan agama di sekolah.
3. Alat Kontrol
Alat kontrol yang digunakan antara
lain : berupa syarat pemilihan dan pengangkatan guru, serta peraturan –
peraturan kepegawaian. Alat lain yang maupun adalah kurikulum sekolah sebagai
usaha untuk membentuk manusia sesuai dengan falsafat serta cita-cita bangsa dan
negara. Dalam kurikulum ditentukan apa yang diajarkan, bidang studi apa yang
diberikan dan disamping itu ditentukan pula buku pelajaran apa yang telah
digunakan. Mengontrol kurikulum serta buku pelajaran merupakan alat yang
ampuh untuk mengontrol pendidikan.
Kontrol eksternal itu biasanya
diterima dan disetujui oleh guru dan diinternalisasikan dalam sikap mereka lalu
menjadi norma yang dijadikan pegangan dalam kelakuan dan tindakan mereka
sebagai pengajar.
A. Kesimpulan
Dari beberapa uraian tersebut di
atas dapatlah diambil suatu kesimpulan sebagai berikut :
- Pendidikan berfungsi untuk menyampaikan, meneruskan atau
menstransmisi kebudayaan
- Hubungan pendidikan dengan perubahan punya keterkaitan
karena dengan adanya perubahan dalam pendidikan itu berarti bahwa perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi akan mengalami peningkatan. Akan tetapi tidak
selamanya perubahan itu akan diterima begitu saja.
- Lembaga pendidikan tidak akan bebas dari kontrol eksternal
termasuk : sumber kontrol, tujuan dan alat kontrol.
B. Saran-Saran
Dalam makalah
ini kami sarankan bahwa didalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
tentu akan mengalami perubahan di segala bidang, baik secara cepat ataupun
lambat. Kita perlu mengantisipasi perubahan-perubahan yang bagaimana harus
diterima atau yang ditolak.
DAFTAR PUSTAKA
- Nasution.
1999. Sosiologi Pendidikan. Penerbit : Bumi Aksara, Jakarta
- Prasetya.
2000. Filsafat Pendidikan. Penerbit : CV. Pustaka Setia Bandung
- Soekanto,
Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Penerbit : PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
- Syani, Abdul.
1994. Sosiologi Skematika, Teori dan Tearapan. Penerbit: Bumi Aksara.
Jakarta.
- Wahyu, MS.
1986. Wawasan Ilmu Sosial Dasar, Penerbit: Usaha Nasional, Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar