Tiram mutiara ( Pinctada Maxima
) merupakan salah satu jenis kerang penghasil mutiara yang paling baik dan
bernilai ekonomis tinggi sehingga usaha untuk mengembangkan budidaya tiram
mutiara sudah banyak dilakukan oleh perusahaan
baik perusahaan luar negeri maupun dalam negeri. Dalam rangka memenuhi
kebutuhan benih tiram mutiara untuk kegiatan insersi pembuatan mutiara telah dilakukan
kegiatan pembenihan di hatchray namun produksi benih masih belum mampu memenuhi
permintaan perusahaan mutiara sementara benih tiram mutiara hasil tangkapan di
alam sekarang sudah mulai langka akibat penangkapan yang dilakukan terus
menerus sehingga tidak bisa lagi diharapkan untuk memenuhi kebutuhan benih bagi
perusahaan budidaya mutiara. Permintaan benih tiram mutiara hasil pembenihan
hatchery semakin hari semakin meningkat selain karena semakin berkembangnya
perusahaan budidaya mutiara juga karena semakin menurunnya hasil tangkapan
benih tiram mutiara dari alam. Maka untuk memenuhi permintaan benih tiram
mutiara perlu terus dikembangkan kegiatan perekayasaan pendederan tiram mutiara
sehingga dapat meningkatan produksi benih tiram mutiara.
Kendala yang masih dihadapi dalam
usaha budidaya tiram mutiara selama ini
yaitu masih tingginya tingkat
mortalitas pada saat spat ukuran 2 sampai 3 cm. Masalah ini merupakan masalah
umum yang dihadapi perusahaan mutiara dan masih belum diketahui penyebabnya
secara pasti, sehingga perlu terus dilakukan pengkajian dan penelitian secara
lebih intensif.
Untuk menaikkan tingkat SR spat
tiram mutiara ini maka perlu dilakukan rekayasa pendederan spat tiram mutiara
secara berkelanjutan sehingga secara bertahap diharapkan akan diperoleh
teknologi yang lebih baik sehingga tingkat SR spat dapat lebih tinggi.
Sebagai kontribusi Balai
Budidaya Laut Lombok dalam peningkatan produksi benih tiram mutiara yaitu
dengan terus berupaya melakukan perekayasaan teknologi pendederan tiram
mutiara secara berkesinambungan sehingga
akan diperoleh teknologi yang lebih baik.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi.
Tiram mutiara memiliki cangkang yang keras dan tidak
simetris, organ tubuhnya tidak bertulang dan sangat lunak. Tiram mutiara (Pinctada Maxima) secara taxonomi
dimasukkan kedalam Kingdom Invertebrata ,
yang berarti hewan tak bertulang belakang dan Phylum Mollusca yang berarti
bertubuh lunak.
Secara rinci tiram mutiara
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom :
Invertebrata
Phylum : Molusca
Klass : Pellecypoda atau Lamellibranchiata
Ordo : Anysomyaria
Famili : Pteridae
Genus : Pinctada
Spesies : Pinctada sp.
2.2 Kebiasaan
hidup.
Tiram mutiara banyak dijumpai di berbagai negara seperti
Philipina, Thailand, Birma, Australia dan perairan Indonesia, menyukai hidup di
perairan yang berkarang atau dasar yang
berpasir. Dan banyak dijumpai pada kedalaman 20 – 60 meter. Untuk perairan Indonesia tiram mutiara banyak dijumpai di
wilayah Indonesia bagian
timur, seperti Irian Jaya, Sulawesi dan
gugusan laut Arafura.
Berbeda
dengan jenis ikan yang lain, cara makan tiram mutiara ini dilakukan dengan
menyaring air laut . Sedang cara mengambil makanannya dengan menggetarkan
insang yang menyebabkan air masuk ke dalam rongga mantel. Kemudian dengan
menggerakkan bulu insang, plankton yang masuk akan berkumpul di sekeliling
insang. Selanjutnya melalui gerakan labial
palp plankton akan masuk kedalam mulut.
Pertumbuhan tiram mutiara biasanya sangat
tergantung pada temperatur air,
salinitas, makanan yang cukup dan prosentase kimia dalam air laut. Pada musim
panas dimana suhu air naik, tiram mutiara dapat tumbuh secara maksimal. Namun
jika suhu dan salinitas sepanjang tahun stabil dengan kondisi lingkungan yang
ideal, maka pertumbuhanpun akan stabil pula, dengan pertumuhan maksimum bisa mencapai
0,7 – 10 mm/bulan.
Perbedaan salinitas pada permukaan dan di bawahnya akibat hujan lebat
dapat menyebabkan kerusakan populasi tiram mutiara secara alami.
2.3 Persyaratan Lokasi
2.3.1. Faktor alam.
Lokasi yang memenuhi
persyaratan dalam hubungannya dengan faktor alam adalah sebagai berikut :
§
Terlindung
dari pengaruh angin musim, gerakan arus dan gelombang yang besar.
§ Bebas dari pengaruh sumber banjir yang
dapat menimbulkan kekeruhan dan perubahan salinitas.
2.3.2. Bebas dari sumber pencemaran.
Limbah industri, limbah
pertanian maupun limbah penduduk merupakan sumber pencemaran yang sangat
membahayakan bagi kehidupan tiram mutiara. Oleh karena itu lokasi harus
dipilih agak jauh dari pengaruh
bahan-bahan pencemar.
2.3.3. Keamanan.
Faktor keamanan sangat penting
diperhatikan dalam memilih lokasi budidaya mutiara karena pencurian dan
sabotase merupakan hal yang sering terjadi dalam budidaya mutiara .
2.3.4. Sarana penunjang.
Untuk memperlancar jalannya
usaha budidaya maupun pemasaran, maka sarana penunjang seperti listrik, sarana
transportasi dan komunikasi sangat penting untuk diperhatikan.
2.4.5. Faktor lingkungan
Kondisi dan kualitas air yang
perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
No.
|
Parameter
|
Kriteria
|
1.
|
Dasar perairan
|
Berkarang atau mengandung pecahan-pecahan
karang
|
2.
|
Kedalaman
|
15 – 20 meter
|
3.
|
Arus air
|
10 – 25 cm/dtk
|
4.
|
Salinitas
|
32 – 35 ppt
|
5.
|
Suhu
|
28 – 30 º c
|
6.
|
Kecerahan
|
4,5 – 6,5 mtr
|
III. BAHAN, ALAT DAN METODE
3.1 Bahan dan Alat
3.1.1 Alat-alat yang dibutuhkan dalam kegiatan
pendederan tiram mutiara :
No.
|
Alat
|
Jumlah
|
Fungsi
|
1.
|
Pompa alkon 2
inchi
|
1 buah
|
Untuk
sirkulasi air waktu pembersihan
|
2.
|
Mesin semprot
( spoid)
|
1 buah
|
Untuk
pembersihan tiram mutiara, waring dan poket net
|
3.
|
Speed boat
mesin 40 Pk
|
1 buah
|
Untuk
transportasi laut
|
4.
|
Pisau
pembersih
|
2 lusin
|
Untuk
pembersihan tiram mutiara
|
5.
|
Keranjang
plastik
|
4 buah
|
Untuk
penampungan
|
6.
|
Kursi dengklek
|
6 buah
|
Untuk tempat duduk waktu pembersihan
|
7.
|
Sarung tangan
|
2 lusin
|
Untuk
melindungi tangan dari teririp
|
8.
|
Jangka sorong
|
2 buah
|
Untuk mengukur
cangkang tiram mutiara
|
9.
|
Alat tulis
menulis
|
1 set
|
Untuk mencatat
data tiram mutiara
|
10.
|
Long line
|
10 unit
|
Untuk tempat
pemeliharaan tiram mutiara
|
11.
|
Poket net A12,
A18, A24
|
3.000 buah
|
Untuk wadah
pememliharaan tiram mutiara
|
12.
|
Waring
pembungkus 0,5 mm, 1 mm, 4 mm
|
1000 buah
|
Untuk melindungi tiram mutiara dari serangan hama
dan predator
|
13.
|
Ponton kerja 8
x 8 mtr
|
1 unit
|
Tempat kegiatan pembersihan tiram mutiara
|
14.
|
Rakit Pemeliharaan 8 x 16 mtr
|
1 unit
|
Tempat pemeliharaan
tiram mutiara
|
15.
|
Bak Fibre
glass 1 x 1,5 x 0,5 m
|
1 buah
|
Untuk
penampungan tiram mutiara
|
3.1.2 Bahan yang diperlukan :
Bahan yang dibutuhkan
dalam kegiatan pendederan tiram mutiara adalah spat tiram mutiara yang sudah
menempel pada kolektor hasil pembenihan di Laboratorium dengan ukuran 400 -500
mikron dengan kepadatan 200 – 300 ekor spat/kolektor
3.2 Metode
Pelaksanaan
Pendederan tiram mutiara dapat dilakukan
dengan pemeliharaan metode rakit apung dan long line. Kedua metode ini
mempunyai fungsi yang sama yaitu sebagai tempat menggantung spat tiram mutiara
yang ditampung pada poket pemeliharaan Tahapan dalam kegiatan pendederan tiram
mutiara adalah sebagai berikut :
3.2.1 . Penyiapan sarana wadah pemeliharaan.
Untuk pelaksanaan kegiatan pendederan
tiram mutiara maka perlu dipersiapkan sarana dan prasarana pemeliharaan yaitu :
a.
Long line
Spesifikasi Long Line pemeliharaan
tiram mutiara :
No
|
Uraian
|
Ukuran
|
1
|
Panjang bentangan
|
100 mtr
|
2
|
Ukuran tali pokok
|
22 mm
|
3
|
Jumlah pelampung
|
25 bh
|
4
|
Ukuran Pelampung
|
Diameter 35 cm
|
5
|
Jarak antar pelampung
|
5 meter
|
6
|
Ukuran tali pengikat pelampung
|
4 mm
|
7
|
Jumlah tali gantungan poket
|
100 buah
|
8
|
Panjang tali gantungan
|
3-5 mtr
|
9
|
Ukuran tali gantungan poket
|
7 mm
|
10
|
Jarak antar tali gantungan poket
|
1 mtr
|
11
|
Panjang Tali jangkar
|
100 mtr
|
12
|
Ukuran tali jangkar
|
22 mm
|
13
|
Jangkar dari besi atau beton cor
|
Berat 75 kg
|
b. Rakit pemeliharaan
Spesifikasi rakit pemeliharaan untuk pendederan tiram
mutiara:
No
|
Uraian
|
Ukuran
|
1
|
Ukuran rakit
|
8 x 16 meter
|
2
|
Bahan rangka
|
Kayu Balok 6 x 12 cm
|
3
|
Kayu palang gantungan
|
Usuk 7 x 8 cm
|
4
|
Pelampung rakit
|
Drum StyroFoam
|
5
|
Jumlah pelampung
|
20 buah
|
6
|
Jumlah tali gantungan
|
160 buah
|
7
|
Jumlah jangkar
|
4 buah
|
8
|
Jangkar dari besi
|
Berat 75 kg
|
9
|
Panjang tali jangkar
|
100 mtr
|
c. Ponton Kerja
Spesifikasi
ponton kerja pendederan tiram mutiara:
No
|
Uraian
|
Ukuran
|
1
|
Ukuran ponton kerja
|
8 x 8 mtr
|
2
|
Bahan rangka
|
Kayu balok 8 x 12 cm
|
3
|
Pelataran
|
Papan 3 x 20 cm
|
4
|
Ukuran rumah kerja
|
4 x 8 mtr
|
5
|
Pelampung
|
Drum StyroFoam
|
6
|
Jumlah pelampung
|
30 buah
|
7
|
Jumlah jangkar
|
4 buah
|
8
|
Jangkar dari besi
|
Berat 75 kg
|
9
|
Panjang tali jangkar
|
100 mtr
|
10
|
Ukuran tali jangkar
|
22 mm
|
d. Poket net
Sebagai tempat menampung spat tiram
mutiara yang akan dipelihara digunakan poket
net dengan ukuran sebagai berikut :
No
|
Kode Poket
|
Ukuran Rangka
|
Ukuran mata jaring
|
1
|
A 12
|
47 x 73 cm
|
12 x 12 mm
|
2
|
A 18
|
47 x 73 cm
|
18 x 18 mm
|
3
|
A 24
|
47 x 73 cm
|
24 x 24 mm
|
e. Waring pembungkus
Untuk melindungi spat tiram mutiara dari
gangguan hama atau predator maka diberikan perlindungan dengan membungkus spat
tiram mutiara yang berada dalam poket dengan waring yang ukuran matanya
disesuaikan dengan ukuran spat. Adapun ukuran waring yang digunakan yaitu :
No
|
Ukuran Spat Tiram mutiara
|
Ukuran Mata Waring
|
1
|
500 mikron
|
0,5 mm
|
2
|
1 cm
|
1 mm
|
3
|
2 cm keatas
|
4 mm
|
3.2.2 Penebaran spat
Penebaran spat tiram mutiara
dilakukan dengan cara mengikatkan kolektor spat pada poket net kemudian diapit lagi dengan poket net
setelah itu di bungkus waring mess size 0,5 mm
dengan tujuan untuk melindungi
spat dari gangguan binatang-binatang pengganggu maupun dari pengaruh lingkungan
dan gelombang besar. Poket net yang sudah berisi kolektor spat tiram mutiara
kemudian di gantung pada long line pada kedalaman 3-5 meter.
3.2.3 Pemeliharaan spat
Kegiatan pemeliharaan yang
dilakukan berupa :
Ø Pergantian waring dilakukan setiap seminggu sekali.
Ø Pembersihan spat dilakukan setiap sebulan sekali
Ø Setelah spat berumur 3 bulan dengan ukuran
sekitar 2 cm maka dilakukan pembongkaran
spat dari kolektor dengan cara memotong bisus penempel dengan pisau tajam
kemudian spat dibersihkan dengan pisau atau sikat gigi selanjutnya spat yang
sudah bersih ditempatkan pada poket dederan atau poket timbangan dan di bungkus
waring kemudian di gantung di rakit pemeliharaan sampai menempel kuat sekitar
seminggu setelah itu baru dipindahkan ke long line.
Ø Pengontrolan spat tiram mutiara dilakukan
paling tidak setiap tiga hari sekali untuk mengetahui kondisi kesehatan spat
tiram mutiara dan untuk mengantisipasi adanya gangguan pada sarana pemeliharaan
sehingga akan segera dilakukan tindakan penanganan atau perbaikan.
Ø Pembersihan rutin dilakukan setiap sebulan
sekali
Ø Grading dilakukan setiap dua bulan sekali
untuk memisahkan tiram mutiara sesuai dengan ukurannya.
3.2.4 Pembersihan Poket dan Waring
Poket net dan waring yang kotor setelah diganti
maka dilakukan pembersihan dengan cara disemprot dengan mesin spoid kemudian
disimpan untuk digunakan kembali dalam penggantian waring berikutnya.
3.2.5 Hama dan Penyakit
Jenis hama yang sering
menyerang spat tiram mutiara berupa keong Abunise, kepiting sebagai predator
dan cacing pengebor yang merusak cangkang tiram mutiara. Sedangkan parasit yang
banyak dijumpai pada spat tiram mutiara berupa teritip dan jenis kerang
penempel lainnya. Spat tiram mutiara sering terserang penyakit dengan ciri-ciri
mantel turun kemudian membusuk dan penyebabnya belum diketahui dengan pasti.
Upaya yang dilakukan untuk mencegah serangan hama dan penyakit yaitu dengan
menjaga kebersihan spat tiram mutiara dan wadah pemeliharaan berupa poket net
dan waring melalui pembersihan dan penggantian poket maupun waring.
3.2.5 Panen
Panen dilakukan setelah masa
pemeliharaan 14 – 16 bulan dengan ukuran
7 – 8 cm yang kemudian benih tiram mutiara hasil pemeliharaan ini dijual kepada
perusahaan budidaya mutiara untuk dilakukan operasi pematangan inti
3.2.6 Data
Jumlah Tiram Mutiara sampai bulan Mei 2009
No
|
Ukuran
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1
|
8 cm
|
234
|
Hasil penebaran Maret 2008
|
2
|
6 – 7 cm
|
600
|
|
3
|
5 cm
|
1.752
|
Penebaran 7 Juli 2008
|
4
|
4 cm
|
2.610
|
|
5
|
2 cm
|
2000
|
Penebaran 6 Pebruari 2009
|
5
|
Spat 2-3 mm
|
200 kolektor
|
Penebaran 15 Mei 2009
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar