BUDIDAYA
TIRAM MUTIARA (Pinctada maxima)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Indonesia
memiliki potensi laut yang sangat besar dalam usaha budidaya. Potensi ini di
dukung oleh tersediannya bahan dasar yang cukup banyak, persyaratan lingkungan
yang baik, serta kondisi musim yang menguntungkan untuk berbagai jenis
komoditas laut yang akan dibudidayakan. Sala satu potensi laut dari non ikan
yang dapat di budidayakan adalah tiram mutiara (Pinctada maxima) yang
pada intinya akan menghasilkan mutiara. Allah SWT telah berfirman dalam (Surat
An-Nahl : 14) artinya : Dan Dia Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar
kamu dapat memakan daging yang segar (ikan) darinya, dan (dari lautan itu) kamu
mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai. Kamu (juga) melihat perahu berlayar
padanya, dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur.
Dan Allah berfirman pada surat (Fatir : 12) artinya : Dan tiada sama (antara)
dua lautan, yang ini tawar, segar, sedap diminum dan yang lain asing lagi
pahit.
Di
Indonesia kegiatan budidaya tiram mutiara sudah cukup lama berkembang. Bahkan
sampai pada saat ini ada lebih 65 perusahan, baik dalam bentuk modal asing
maupun dalam bentuk modal dalam negeri. Tuntutan utama dalam budidaya mutiara
adalah tersedianya tiram mutiara ukuran operasi dalam jumlah yang cukup, tepat
waktu, dan berkesenambungan. Namun, keuntungan penyediaan tiram tidak mungkin
hanya mengandalkan hasil penyelaman di alam, apalagi hasil penyelaman di alam
sangat fluktuatif, tergantung musim, dan ukurannya tidak seragam. Mutiara yang
ukurannya di bawah standar harus dipelihara sampai besar sehingga diperlukan
waktu dan tambahan biaya yang tidak sedikit.
Menghadapi
situasi yang demikian sangat perlu diusahakan kegiatan yang mengarah pada
kegiatan penyediaan benih melalui pembenihan buatan dihatchery. Sehingga
dapat menjadi suatu unit budidaya tiram yang akan menghasilkan produksi mutiara
yang jauh lebih besar. Akibat dari keterbatasan ini maka dalam usaha budidaya
tiram mutiara, perlu melakukan kegiatan untuk mempelajari sifat dan kebiasan
hidup tiram mutiara, baik dari persyaratan lingkungan pemeliharaan, metode atau
cara pemeliharaan dan peralatan yang digunakan untuk memproduksi mutiara yang
berkualitas. Mengingat lokasi budidaya di laut yang dipengaruhi oleh alam dan
sekitarnya, sehingga membudidayakan tiram mutiara haruslah menyesuaikan dengan
kondisi alam atau perairan sekitarnya sebagai tempat hidupnya dengan kehidupan
biologis dan fisiologis dari tiram mutiara yang dipelihara, dengan tujuan agar
tiram hidup dengan baik.
Salah
satu kendala dalam mengembangkan usaha budidaya tiram mutiara untuk
menghasilkan mutiara bulat di Indonesia adalah umunya teknologi budidaya masih
di kuasai oleh tenaga kerja asing, terutama Jepang dan sangat sedikit atau
terbatas tenaga ahli dari Indonesia. Perusahan Swasta maupun Nasional yang
mengembangkan budidaya tiram mutiara masih mengandalkan tenaga ahli dari
Jepang/asing.
Di
daerah Maluku sampai saat ini terdapat perkembangan yang pesat dalam
pembudidayaan tiram mutiara. Tiram ini merupakan salah satu produksi perikanan
yang penting yang dapat dibudidayakan bukan semata-mata untuk pengambilan
dagingnya sebagai bahan makanan direstoran, akan tetapi yang lebih diutamakan
adalah pengambilan mutiara yang terdapat didalamnya. Bisa berasal dari mutiara
alam (preparat yang tidak sengaja masuk kedalamnya), atau mutiara buatan
(preparat yang sengaja dimasukkan/dioperasikan kedalam cangkang mutiara
tersebut). Disamping itu kulitnyapun dapat dipasarkan ke luar negeri.