BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pakan
alami adalah makanan hidup bagi larva atau udang.Pakan alami di golongkan dalam
dua golongan yaitu plankton nabati(fitoplankton)dan plankton hewani
(zooplankton). Diatom terdiri atas
2 bagian dimana tiap bagian tidak dapat dibagi-bagi lagi. Sel diatom terdiri
atas 2 bagian yaitu epiteka yang merupakan tutup dan hipoteka yang merupakan
wadahnya. Diatom berbentuk bacillariophyceae atau seperti batang (bacil), karena sebagian besar
bentuk sel-sel diatom seperti batang.
v
struktur
dinding sel, Diatomae dibagi menjadi 2 golongan :
Pennatae
•
Tutup
dan wadahnya ada „raphe“ (lubang yang memanjang dari ujung ke ujung dimana lendir dari dalam sel dapat
keluar)
•
Jika
ada substrat dapat bergerak maju mundur
(benthal)
•
Sebagian besar hidup di
air tawar, (plankton, perifiton, benthos, bentuk agak panjang, unisellular,
tidak ada spina/chaetae)
Centricae
•
Tidak
mempunyai raphe
•
Bentuk
tertutup serta wadahnya agak bundar, seperti lingkaran
•
Ada
gambaran-gambaran struktur yang sifatnya sentrik
•
Sebagian
besar hidup di laut sebagai plankton
•
Jika
harus melayangà sel-sel
bergandengan membentuk koloni.
•
Mempunyai
bentuk chaetae yang beraneka macam, panjang dan berduri agar mudah melayang.
•
Berwarna
agak kuning coklat karena banyak mengandung karoten dan xantofil.
Untuk memperbanyak dirinya
diatom berkembang biak dengan cara pembelahan diri yaitu :
•
Sesudah inti menjadi 2,
tutup dan wadah mulai terpisah dan
masing-masing membawa spora dari protoplasma
•
Masing-masing belahan
membuat dinding baru sebagai wadahnya.
•
Spesimen
baru sama dengan besar induknya, tetapi ada specimen yang menjadi lebih kecil.
Selain
berkembang biak dengan cara pembelahan diri juga dengan Konyugasi, caranya yaitu
•
Spesimen
yang mencapai ukuran terkecil harus mengadakan
konyugasi
•
Gumpalan
protoplasma hasil bercampurnya 2 protoplasma
membesar à sama ukuran protoplasma induknya.
•
Protoplasma
membuat hipoteka dan epiteka dengan ukuran yang sama
dengan induknya.
1.2 Tujuan
v untuk
mengetahui kepadatan skeletonema dan chaetoceros sampai mengalami kematian
dengan menggunakan alat haemacytometer dan sedgewich rafter sel.
v untuk
mengetahui cara menghitung kepadatan skeletonema
dan chaetoceros dengan
menggunakan alat haemacytometer dan sedgewich rafter sel.
BAB II
METODOLOGI
2.1
Waktu dan Tempat
Praktik teknologi kultur pakan alami
tentang kultur diatom secara bertingkat skala lab. Dilaksanakan pada :
Hari/ Tanggal : Selasa – Minggu/
24 – 29 Mei 2011
Pukul :
14.00 – 16.30 WITA
Tempat : Laboratorium Hatchery politani
2.2
Alat dan Bahan
Alat :
v Haemacytometer
v Sedgewich
Rafter Cell (SRC)
v Erlenmeyer
v Perlengkapan
aerasi
v Pipet
tetes
|
Bahan :
v Silikat
v Na2HPO4
v FeCl3
v EDTA
v Vitamin
v CoCl2
v Skeletonema
v Chaetoceros
|
2.3
Prosedur Kerja
Langkah
Pertama : Kultur stock
1) Siapkan
2 Erlenmeyer steril yang berisi masing-masing air 400 ml
2) Tambahkan
stock skeletonema 100 ml pada
erlemeyer yang satu dan chaetoceros
sebanyak 100 ml pada erlemeyer ke dua dan beri label masing-masing.
3) Kemudian
dimasukkan aerasi yang kecepatan airnya sedang
4) Berikan
pupuk FeCl3 dan EDTA = 1 ml
5) KNO3
dan Na2HPO4 = 1 ml
6) Vitamin
= 1 ml
7) Silikat
= 1 ml
8) Langkah kedua : Amati kepadatan skeletonema dan chaetoceros
·
Hari pertama pengamatan
ditentukan jam sekian
·
Pengamatan selanjutnya
harus bersamaan dengan waktu pengamatan pada hari pertama
·
Cara pengamatan yaitu
stock skeletonema diambil dengan menggunakan pipet tetes dan kemudian ditetesi
di atas alat Sedgewich Rafter Cell (SRC)
·
Begitu pula pada stock chaetoceros diambil dengan menggunakan
pipet tetes kemudian ditetesi diatas alat Haemacytometer.
·
Kemudian stock tersebut
diamati dibawah mikroskop dan dihitung dengan menggunakan Sedgewich Rafter Cell
(SRC) dan haemacytometer.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Hari / Tanggal
|
jumlah Kepadatan
|
|
Skeletonema
Costatum
|
Chaetoceros
|
|
Selasa/ 24 Mei 2011
|
N x 103 sel/ ml
= 71.300 sel/ml
|
N x 400 x 10 4 sel/ ml =16/48 × 400 × 10 4
= 133,3 × 10 4 sel/ml
|
Rabu/ 25 Mei 2011
|
N x 103 sel/ ml
= 115 × 1000 sel/ml
= 38333,33
|
N x 400 x 10 4 sel/ ml
= 54/48 × 400 × 10 4
= 450 × 10 4
sel/ ml
|
Kamis/ 26 Mei 2011
|
N x 103 sel/ ml
= 43 × 1000 sel/ml
= 43 × 1000 sel/ml
= 43.000
|
N x 400 x 10 4 sel/ ml
= 51/48 ×400 10 4
= 425 × 10 4
sel/ ml
|
Jum’at/ 27 Mei 2011
|
N x 103 sel/ ml
= 498/3 × 1000 sel/ml
= 166.000
|
N x 400 x 10 4 sel/ ml
= 39/48 × 400 × 10 4
= 325 × 10 4
sel/ ml
|
Sabtu / 28 Mei 2011
|
N x 103 sel/ ml
= Tidak di hitung
|
N x 400 x 10 4 sel/ ml
= Tidak di hitung
|
Minggu/ 29 Mei 2011
|
N x 103 sel/ ml
= Tidak ada ( fase kematian)
|
N x 400 x 10 4 sel/ ml
= 21/48 × 10 4
= 1.750.000
|
3.2 Pembahasan
Dari hasil praktik tentang
perhitungan Skeletonema dan Chaetoceros selama kurang lebih satu
minggu diperoleh hasil bahwa Skeletonema
berbentuk seperti pagar dan jumlah kepadatan Skeletonema dari hari pertama 71.300 sel/ml , hari kedua berjumlah 38333,33
sel/kotak,
hari ketiga berjumlah 43.000
sel, hari keempat berjumlah 166.000 sel/kotak, hari kelima tidak di hitung , hari
keenam mengalami fase kematian.
Dari pengamatan selama satu minggu dilihat
bahwa pada hari pertama fase
induksi/istirahat, fase ini ditandai dengan lambatnya pertumbuhan. Kelambatan
pertumbuhan pada fase ini karena baru terjadi adaptasi fisiologis metabolisme
sel terhadap pertumbuhan seperti meningkatnya level enzim dan metabolit yang
terlibat dalam pembelahan sel dan fiksasi karbon. Organisme mengalami
metabolisme tetap belum terjadi pembelahan sel, hari kedua disebut fase logaritmik atau eksponensial, pada fase ini kepadatan sel meningkat
sebagai suatu fungsi waktu, hari ketiga disebut sebagai fase stationer, merupakan faktor pembatas dan laju pertumbuhan seimbang
sehingga kepadatan sel konstant. Laju reproduksi sama dengan laju
kematian, hari keempat, kelima, keenam disebut sebagai fase menurunnya laju
pertumbuhan yaitu pembelahan sel berjalan lambat ketika nutriea, cahaya, pH, CO2
dan faktor fisik dan kimia lainnya mulai membatasi pertumbuhan dan hari ketujuh
merupakan fase kematian, kualitas air menurun dan nutrien berkurang hingga
level yang tidak dapat melanjutkan pertumbuhan. Kepadatan sel
menurun dengan cepat. Laju kematian lebih cepat dari laju reproduksi.
Chaetoceros
merupakan pakan alami dari jenis zooplankton yang berbentuk tunggal. Dari hasil
pengamatan yang telah dilakukan selama kurang lebih satu minggu diperoleh hasil
bahwa jumlah kepadatan dari hari pertama 133,3 × 10 4 sel/ml , hari
kedua berjumlah450 × 10 4 sel/
ml, hari ketiga berjumlah, 425 × 10 4
sel/ ml hari keempat berjumlah325 × 10 4 sel/ ml, hari kelima berjumlah Tidak di
hitung, hari keenam berjumlah 1.750.000 sel/kotak dan Dari hari pertama organisme mengalami
metabolisme tetap belum terjadi pembelahan sel, hari kedua sampai hari ketiga jumlah kepadatan sel meningkat, hari keempat
dan kelima merupakan faktor pembatas dan laju pertumbuhan seimbang
sehingga kepadatan sel konstant. Laju reproduksi sama dengan laju
kematian, sedangkan pada hari keenam mengalami
penurunan kepadatan
BAB IV
KESIMPULAN
Dari praktik tentang
menghitung kepadatan plankton dari jenis Skeletonema
dan Chaetoceros dapat disimpulkan
bahwa:
Skeletonema
merupakan pakan alami dari phytoplankton dengan bentuk berjejer seperti pagar
dan jumlah kepadatan dari hasil kultur yaitu pada hari pertama disebut dengan fase
induksi/istirahat, fase ini ditandai dengan lambatnya pertumbuhan. Hari
kedua disebut dengan logaritmik atau eksponensial,
pada fase ini jumlah kepadatan sel meningkat. Hari
ketiga disebut sebagai fase stationer, merupakan faktor pembatas dan laju pertumbuhan seimbang
sehingga kepadatan sel konstant
sedangkan pada hari keempat, kelima, keenam kepadatan sel mulai menurun sedikit
demi sedikit dan pada hari ketujuh mengalami blooming atau kematian
Sedangkan Chaetoceros
merupakan pakan alami yang bentuknya tunggal dan jumlah kepadatan dari hasil
kultur dari hari pertama organisme mengalami metabolisme
tetap belum terjadi pembelahan sel, hari kedua sampai hari ketiga jumlah kepadatan sel meningkat, hari keempat
dan kelima merupakan laju reproduksi sama dengan laju kematian,
sedangkan pada hari keenam mengalami penurunan kepadatan dan hari ketujuh merupakan
puncak populasi dari Chaetoceros.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar