Sabtu, 01 September 2012

Pengamatan Pertumbuhan dan Perkembangan Diatom


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pakan alami adalah makanan hidup bagi larva atau udang.Pakan alami di golongkan dalam dua golongan yaitu plankton nabati(fitoplankton)dan plankton hewani (zooplankton). Diatom terdiri atas 2 bagian dimana tiap bagian tidak dapat dibagi-bagi lagi. Sel diatom terdiri atas 2 bagian yaitu epiteka yang merupakan tutup dan hipoteka yang merupakan wadahnya. Diatom berbentuk bacillariophyceae  atau seperti batang (bacil), karena sebagian besar bentuk sel-sel diatom seperti batang.
v  struktur dinding sel, Diatomae dibagi menjadi 2 golongan :
Pennatae
         Tutup dan wadahnya ada „raphe“ (lubang yang memanjang dari ujung    ke ujung dimana lendir dari dalam sel dapat keluar)
         Jika ada substrat dapat bergerak  maju mundur (benthal)
         Sebagian besar hidup di air tawar, (plankton, perifiton, benthos, bentuk agak panjang, unisellular, tidak ada spina/chaetae)
Centricae
         Tidak mempunyai raphe
         Bentuk tertutup serta wadahnya agak bundar, seperti lingkaran
         Ada gambaran-gambaran struktur yang sifatnya sentrik
         Sebagian besar hidup di laut sebagai plankton
         Jika harus melayangà sel-sel bergandengan membentuk koloni.
         Mempunyai bentuk chaetae yang beraneka macam, panjang dan berduri agar mudah melayang.
         Berwarna agak kuning coklat karena banyak mengandung karoten dan xantofil.



Untuk memperbanyak dirinya diatom berkembang biak dengan cara pembelahan diri yaitu :
         Sesudah inti menjadi 2, tutup dan wadah mulai terpisah dan  masing-masing membawa spora dari protoplasma
         Masing-masing belahan membuat dinding baru sebagai wadahnya.
         Spesimen baru  sama dengan  besar induknya, tetapi ada specimen yang menjadi lebih kecil.
Selain berkembang biak dengan cara pembelahan diri juga dengan Konyugasi, caranya yaitu
         Spesimen yang mencapai ukuran terkecil harus mengadakan  konyugasi
         Gumpalan protoplasma hasil bercampurnya 2 protoplasma  membesar à sama ukuran protoplasma induknya.
         Protoplasma membuat hipoteka dan epiteka dengan ukuran yang   sama  dengan induknya.

1.2  Tujuan
v  untuk mengetahui kepadatan skeletonema dan chaetoceros sampai mengalami kematian dengan menggunakan alat haemacytometer dan sedgewich rafter sel.
v  untuk mengetahui cara menghitung kepadatan skeletonema dan chaetoceros dengan menggunakan alat haemacytometer dan sedgewich rafter sel.






BAB II
METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat
            Praktik teknologi kultur pakan alami tentang kultur diatom secara bertingkat skala lab. Dilaksanakan pada :
            Hari/ Tanggal              : Selasa – Minggu/ 24 – 29 Mei 2011
            Pukul                           : 14.00 – 16.30 WITA
            Tempat                        : Laboratorium  Hatchery politani
2.2 Alat dan Bahan
Alat :
v  Haemacytometer
v  Sedgewich Rafter Cell (SRC)
v  Erlenmeyer
v  Perlengkapan aerasi
v  Pipet tetes
Bahan :
v  Silikat
v  Na2HPO4
v  FeCl3
v  EDTA
v  Vitamin
v  CoCl2
v  Skeletonema
v  Chaetoceros

2.3 Prosedur Kerja
Langkah Pertama : Kultur stock
1)      Siapkan 2 Erlenmeyer steril yang berisi masing-masing air 400 ml
2)      Tambahkan stock skeletonema 100 ml pada erlemeyer yang satu dan chaetoceros sebanyak 100 ml pada erlemeyer ke dua dan beri label masing-masing.
3)      Kemudian dimasukkan aerasi yang kecepatan airnya sedang
4)      Berikan pupuk FeCl3 dan EDTA = 1 ml
5)      KNO3 dan Na2HPO4 = 1 ml
6)      Vitamin = 1 ml
7)      Silikat = 1 ml
8)       Langkah kedua : Amati kepadatan skeletonema dan chaetoceros
·         Hari pertama pengamatan ditentukan jam sekian
·         Pengamatan selanjutnya harus bersamaan dengan waktu pengamatan pada hari pertama
·         Cara pengamatan yaitu stock skeletonema diambil dengan menggunakan pipet tetes dan kemudian ditetesi di atas alat Sedgewich Rafter Cell (SRC)
·         Begitu pula pada stock chaetoceros diambil dengan menggunakan pipet tetes kemudian ditetesi diatas alat Haemacytometer.
·         Kemudian stock tersebut diamati dibawah mikroskop dan dihitung dengan menggunakan Sedgewich Rafter Cell (SRC) dan haemacytometer.











BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Hari / Tanggal
jumlah Kepadatan
Skeletonema Costatum
Chaetoceros
Selasa/ 24 Mei 2011
N x 103 sel/ ml
= 71.300 sel/ml
N x 400 x 10 sel/ ml =16/48 × 400 × 10 4
= 133,3 × 10 4 sel/ml
Rabu/ 25 Mei 2011
N x 103 sel/ ml
= 115 × 1000 sel/ml
= 38333,33

N x 400 x 10 sel/ ml
= 54/48 × 400 × 10 4
= 450 × 10 sel/ ml
Kamis/ 26 Mei 2011
N x 103 sel/ ml
= 43 × 1000 sel/ml
= 43 × 1000 sel/ml
= 43.000

N x 400 x 10 sel/ ml
= 51/48 ×400 10
= 425 × 10 sel/ ml
Jum’at/ 27 Mei 2011
N x 103 sel/ ml
= 498/3 × 1000 sel/ml
= 166.000

N x 400 x 10 sel/ ml
= 39/48 × 400 × 10
= 325 × 10 sel/ ml

Sabtu / 28 Mei 2011
N x 103 sel/ ml
= Tidak di hitung

N x 400 x 10 sel/ ml
= Tidak di hitung
Minggu/ 29 Mei 2011
N x 103 sel/ ml
= Tidak ada ( fase kematian)
N x 400 x 10 sel/ ml
= 21/48 × 10 4
= 1.750.000




3.2 Pembahasan
            Dari hasil praktik tentang perhitungan Skeletonema dan Chaetoceros selama kurang lebih satu minggu diperoleh hasil bahwa Skeletonema berbentuk seperti pagar dan jumlah kepadatan Skeletonema dari hari pertama 71.300 sel/ml , hari kedua berjumlah 38333,33 sel/kotak, hari ketiga berjumlah  43.000  sel, hari keempat berjumlah  166.000  sel/kotak, hari kelima tidak di hitung , hari keenam mengalami fase kematian.
 Dari pengamatan selama satu minggu dilihat bahwa pada hari pertama fase induksi/istirahat, fase ini ditandai dengan lambatnya pertumbuhan. Kelambatan pertumbuhan pada fase ini karena baru terjadi adaptasi fisiologis metabolisme sel terhadap pertumbuhan seperti meningkatnya level enzim dan metabolit yang terlibat dalam pembelahan sel dan fiksasi karbon. Organisme mengalami metabolisme tetap belum terjadi pembelahan sel, hari kedua disebut fase logaritmik atau eksponensial, pada fase ini kepadatan sel meningkat sebagai suatu fungsi waktu, hari ketiga disebut sebagai fase  stationer, merupakan  faktor pembatas dan laju pertumbuhan seimbang sehingga  kepadatan sel  konstant. Laju reproduksi sama dengan laju kematian, hari keempat, kelima, keenam disebut sebagai fase menurunnya laju pertumbuhan yaitu pembelahan sel berjalan lambat ketika nutriea, cahaya, pH, CO2 dan faktor fisik dan kimia lainnya mulai membatasi pertumbuhan dan hari ketujuh merupakan fase kematian, kualitas air menurun dan nutrien berkurang hingga level yang  tidak dapat  melanjutkan pertumbuhan. Kepadatan sel menurun dengan cepat. Laju kematian lebih cepat dari laju reproduksi.
                Chaetoceros merupakan pakan alami dari jenis zooplankton yang berbentuk tunggal. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan selama kurang lebih satu minggu diperoleh hasil bahwa jumlah kepadatan dari hari pertama 133,3 × 10 4 sel/ml , hari kedua berjumlah450 × 10 sel/ ml, hari ketiga berjumlah, 425 × 10 sel/ ml hari keempat berjumlah325 × 10 sel/ ml, hari kelima berjumlah Tidak di hitung, hari keenam berjumlah 1.750.000 sel/kotak dan              Dari hari pertama organisme mengalami metabolisme tetap belum terjadi pembelahan sel, hari kedua sampai hari ketiga jumlah kepadatan sel meningkat, hari keempat dan kelima merupakan  faktor pembatas dan laju pertumbuhan seimbang sehingga  kepadatan sel  konstant. Laju reproduksi sama dengan laju kematian, sedangkan pada hari keenam mengalami penurunan kepadatan

















BAB IV
KESIMPULAN
            Dari praktik tentang menghitung kepadatan plankton dari jenis Skeletonema dan Chaetoceros dapat disimpulkan bahwa:
Skeletonema merupakan pakan alami dari phytoplankton dengan bentuk berjejer seperti pagar dan jumlah kepadatan dari hasil kultur yaitu pada hari pertama disebut dengan fase induksi/istirahat, fase ini ditandai dengan lambatnya pertumbuhan. Hari kedua disebut dengan logaritmik atau eksponensial, pada fase ini jumlah kepadatan sel meningkat. Hari ketiga disebut sebagai fase  stationer, merupakan  faktor pembatas dan laju pertumbuhan seimbang sehingga  kepadatan sel  konstant sedangkan pada hari keempat, kelima, keenam kepadatan sel mulai menurun sedikit demi sedikit dan pada hari ketujuh mengalami blooming atau kematian
Sedangkan Chaetoceros merupakan pakan alami yang bentuknya tunggal dan jumlah kepadatan dari hasil kultur dari hari pertama organisme mengalami metabolisme tetap belum terjadi pembelahan sel, hari kedua sampai hari ketiga jumlah kepadatan sel meningkat, hari keempat dan kelima merupakan  laju reproduksi sama dengan laju kematian, sedangkan pada hari keenam mengalami penurunan kepadatan dan hari ketujuh merupakan puncak populasi dari Chaetoceros.

Tidak ada komentar:

Sekilas Info

« »
« »
« »

Páginas